ErDev Blog

Bereksperimen dengan Smartphone, Gadget, dan Teknologi.

Rabu, 26 Juni 2024

RETRO GAME HANDHELD YANG BISA PORTABLE & BISA JADI HOME CONSOLE! - Anbernic RG35XX H

Oleh Aulia Intan pada Rabu, 26 Juni 2024

Yoo Haloo…

Kali ini saya akan membahas konsol game retro handheld dari Anbernic dengan model atau tipe RG35XX H. Btw konsol ini dikirimkan oleh toko MechDIY, terimakasih. Nah buat yang penasaran dengan harganya, konsol game ini harganya 90 USD tapi lagi ada diskon 15% jadi 77 USD atau sekitar 1,2 jutaan rupiah. Btw saya dapat yang warna purple  atau ungu, selain itu ada juga yang warna hitam dan putih. 


Untuk kelengkapannya saya mendapatkan unit konsol, pelindung layar yaitu tempered glass beserta tisu-tisunya, dapat kertas intruksi yang berbahasa Inggris dan China, lalu dapat kabel yang sudah usb type c.


Saya akan jelaskan penampakan dari konsol game ini, untuk dibagian depan terdapat layar 3,5inch, disamping kiri ada tombol select, dpad, dan analog kiri, sedangkan disamping kanan ada tombol start, lampu indikator, tombol action XYAB, dan analog kanan. Kemudian dibagian sisi kanan ada tombol power dan reset, lalu dibagian sisi kiri hanya ada tombol pengatur volume.

Kalau dibagian sisi bawah ada 2 lubang speaker, dan 2 slot micro sd yang satu sebagai internal atau tempat sistemnya dengan kapasitas 64GB dan untuk externalnya kapasitas 128GB, dan itu tergantung varian yang dibeli nya. Untuk dibagian sisi atas rame banget, ada tombol L1-R1 dan L2-R2, tombol menu, lubang type-c untuk charge atau OTG, ada lubang mini hdmi, lubang type-c lagi untuk OTG dan ada lubang jack audio. Untuk dibagian belakang ada kayak semaca m bantalan untuk jari supaya lebih enak mungkin ya untuk dipegangnya, dan ada keterangan Anbernic RG35XX H dengan baterai 3300 mAh.

Kalau dilihat dari designnya, ternyata bentuknya simple, rounded tapi sisinya flat, tombolnya dibikin warna hitam doff, kecuali untuk tombol action XYAB. Kalau untuk bahan bodynya plastik, tapi masih terasa tebal dan solid. Untuk warna ungunya juga keren, agak transparan jadi kelihatan isinya seperti boardnya, konektornya, baterai, dan yang lainnya. Menurut saya keren sih, tapi memang kelihatan lebih rame jadinya. 

Untuk defaultnya bergaya gelap dengan beberapa icon bulat kecil dan ada keterangan waktu, indikator sd card, level volume dan baterai, tapi tidak ada persenan untuk baterainya. Kalau mau pilih tekan tombol A, dan kalau mau kembali tekan tombol B. Untuk menunya terdiri dari beberapa menu, seperti Game Roms yaitu kumpulan game yang sudah ada dari memori external maupun internal. Selain itu ada juga RA game, yaitu kumpulan game yang ada di kedua memori, bedanya kalau di RA game nanti yang digunakannya yaitu retroarch untuk menjalankan gamenya, dan untuk jumlah konsol yang bisa dimainkan ada 35. Mulai dari NES, Game Boy, Mame, Sega, Neo Geo, PS1, Dreamcast sampai ke Nintendo DS dan PSP dengan total game keseluruhan sampai 1.000 daftar game di external varian yang saya dapat. 

Secara perfoma saya sudah coba langsung game yang beratnya yaitu PSP dengan game God of War seperti ke limit karena hanya mentok di 15an fps, bahkan untuk sekelas game GTA Vice City Story sering banget drop fpsnya, tapi itu yang versi beratnya ya. Kalau game PSP lainnya masih ada yang bisa nyentuh ke 30an fps, tapi memang tidak bisa berharap banyak kalau untuk main PSP, anggap saja bonus kalau ada yang bisa.

Sedangkan untuk Nintendo DS, PS1, Sega Dreamcast masih termasuk oke, lancar, dan untuk game-game yang dibawahnya semacam NES, Game Boy, Sega, Neo Geo, dan Mame juga masih lancar jaya. Untuk fitur dalam gamenya kalau dari sistem bawaan cukup simple, ada save dan load state gamenya, dapat 6 slot, lalu bisa ganti display effect, aspek rasio, dan brightnessnya. Nah kalau menjalankan gamenya lewat retroarch, makin banyak lagi menu-menu yang bisa diakses atau fitur dari core yang lebih advance, tapi kalau untuk performanya tidak beda jauh, hanya untuk menu-menu kustomisasi retroarch nya lebih lengkap.


Kalau ada yang nanya perbandingan dengan konsol game yang sebelumnya saya bahas yaitu Trimui Smart Pro, Anbernic RG35XX H ini memang masih dibawah itu karena dari spesifikasinya juga lebih rendah. Untuk tombolnya tidak yang clicky banget tapi tidak kendor juga, jadi kualitasnya bisa dibilang biasa saja. Kecuali yang tombol L & R clicky banget, dan sebenarnya dengan posisi tombol yang seperti itu jadi kurang nyaman kalau menurut saya, agak kagok gitu jadinya.

Dpadnya tidak yang statik banget jadi masih bisa mudah nyerongnya, nyaman kalau untuk main game fighting atau ala-ala contra untuk nembak kearah bawah atau atas. Analognya juga saya rasa masih oke, empuk tidak seret, tidak ceper modelnya, dan ternyata bisa ditekan untuk L3 dan R3nya. Untuk tombol-tombolnya juga masih bisa dicostumize lagi, misalnya kalau mau ada yang diganti atau ditukar. 

Oh iya, konsol ini juga sudah support menggunakan gamepad external, mau itu yang menggunakan kabel atau yang tanpa kabel, kalau yang kabel bisa menggunakan OTG. Nah kalau yang wireless bisa menggunakan koneksi bluetooth, karena di konsol ini sudah ditanamkan bluetooth 4.2 jadi tinggal dikonekin seperti biasa. Selain bluetooth, konsol ini juga dilengkapi dengan wifi, biasanya wifi di konsol retro handheld seperti ini untuk fitur netplay, tapi disini ada fitur moonlight dimana ini bisa digunakan untuk remote play game PC. Tapi sayangnya ketika saya coba di PC maupun laptop tidak ada yang bisa, jadi ngeblank ketika coba konek. 

Mungkin karena saya menggunakan alternatif sunshin di PCnya, yang mana sebenarnya moonlight dikhususkan untuk NVIDIA, sedangkan PC saya tidak menggunakan NVDIA melainkan menggunakan alternatif sunshine dan itu tidak bisa, sayang banget. Kalau untuk suara speakernya memang sudah oke, tapi tidak yang terlalu spesial untuk direntan harganya. 

Untuk layarnya saya rasa ini sudah terasa bagus, designnya memang agak sedikit nonjol dan untuk warna yang dihasilkan oke, sudut pandangnya juga luas, sudah menggunakan IPS dengan rasio 4:3 jadi lebih nyaman untuk main game-game retro. Tapi dengan ukuran 3,5inch mungkin agak kekecilan, hanya karena konsol ini di design lebih ramah kantong, jadi ya dibuat lebih compact.

Nah untuk brightnessnya bisa diatur, hanya dikasih 5 level dan saya rasa untuk tingkat rendahnya masih kurang dan untuk UInya kalau menurut saya kurang menarik karena layarnya kecil serta icon-icon nya dibikin kecil juga. Untuk design iconnya juga agak kurang, walaupun masih bisa diubah dan dikasih 10 pilihan icon dari bawaannya. Kalau untuk backgroundnya juga bisa diubah karena dikasih 4 pilihan background dari bawaannya, tapi tidak bisa custom. 

Kalau pengen lebih puas untuk main gamenya, konsol ini juga sudah dilengkapi dengan mini HDMI, jadi tinggal menggunakan konverter mini HDMI to HDMI yang biasa, nanti bisa dihubungkan ke TV atau monitor, jadi lebih besar tampilannya. Kemudian ditambah menggunakan gamepad external, jadi bisa berasa seperti home console yang bisa multi player jadi tambah asik untuk memainkan gamenya, btw bisa dibilang ini konsol hybrid.

Selain itu ada beberapa fitur umum seperti history game terakhir dimainkan, daftar game favorit, dan pencarian. Kalau untuk baterainya penggunaan 1 jam berkurang sekitar 15%, saya rasa ini bisa dipakai main sekitar 6-7 jam sampai habis, lumayan awet ya. 

Nah untuk custom firmware sebenarnya ada, hanya saja masih beta yaitu Batocera Lite, dan untuk installnya bisa menggunakan micro sd lain, lalu menggunakan PC, kemudian file custom firmwarenya dipasang ke micro sd menggunakan rufus, seperti membuat file installan OS. Kalau sudah, tinggal lepas semua micro sd bawaan dan masukkan micro sd yang baru ke slot internal.

Memang lebih keren kelihatannya dan lebih banyak fitur, bahkan ada tambahan emulator yaitu Nintendo 64, hanya saja karena beta jadi masih ada kekurangan dalam performanya. Contohnya seperti Dreamcast yang ternyata agak kurang dari firmware bawaan, tapi untuk yang lainnya tidak buruk-buruk banget kok bahkan ada yang lebih lancar. Mungkin firmware bawaan masih lebih baik untuk performa keseluruhan, tapi patut ditunggu juga untuk custom firmware dengan versi stabilnya, karena saya rasa bakalan lebih menarik. 

Menurut saya Anbernic RG35XX H memang lebih banyak fiturnya, lebih compact, bisa jadi konsol hybrid, bisa untuk multiplayer, dan lebih banyak emulatornya. Untuk harganya memang termasuk versi budgetnya Anbernic. Tapi dengan harga sejutaan, dengan performa seperti ini menurut saya masih agak mahal, jadi semoga saja Anbernic bisa lebih memaksimalkan lagi dari segi sistem bawaan dan speknya atau turunin lagi lah harganya. 


Oke jadi itulah pembahasan untuk konsol game retro handheld, yaitu Anbernic RG35XX H. Kalau ada pertanyaan atau info tambahan, silahkan komentar ya. Jika masih belum puas membaca artikel ini, silahkan nonton video unboxing dan reviewnya dibawah ini.

logoblog

Terimakasih sudah membaca RETRO GAME HANDHELD YANG BISA PORTABLE & BISA JADI HOME CONSOLE! - Anbernic RG35XX H. Silahkan bagikan artikel ini melalui:

Sebelumnya
« Prev Post
Selanjutnya
Next Post »

Tidak ada komentar:

Posting Komentar